UII Meneliti Paving Block dari Lumpur Limbah PDAM

uii meneliti paving block dari lumpur limbah pdam

UII (Universitas Islam Indonesia) meneliti inovasi paving block berbahan lumpur limbah PDAM, yang nantinya bisa diterapkan oleh produsen paving block Jogja. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII Yogyakarta. Mereka memanfaatkan limbah lumpur dari instalasi pengolahan air minum . Hasil uji kuat tekan paving block sangat menjanjikan.

Mahasiswa menggunakan komposisi campuran 10% lumpur pada proses produksi. Paving block ini memenuhi standar kuat tekan sesuai SNI. Mereka berharap inovasi ini dapat mengurangi limbah dan juga mendukung pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini berlangsung di Yogyakarta dan sekitarnya. Hasilnya memberikan solusi ramah lingkungan bagi kebutuhan infrastruktur. UII terus berinovasi untuk menjawab tantangan lingkungan modern.

uii meneliti paving block dari lumpur limbah pdam

Kenapa Lumpur PDAM Bisa Jadi Bahan Paving Block?

Peneliti UII meneliti dan melihat limbah lumpur PDAM sebagai potensi material paving block. Lumpur ini berasal dari proses pengolahan air minum. Biasanya, PDAM membuang lumpur ke tempat pembuangan akhir. Peneliti menilai langkah ini tidak ramah lingkungan. Mereka ingin mengubah limbah menjadi produk bermanfaat.

Lumpur PDAM mengandung bahan silika dan juga alumina. Kedua bahan itu dapat memperkuat struktur beton. Tim menambahkan lumpur sebanyak 10% dalam campuran semen. Campuran ini tetap menghasilkan paving block yang kuat. Uji tekan menghasilkan kekuatan 8,55 MPa. Hasil ini memenuhi standar SNI kategori D. Peneliti melakukan uji serapan air juga. Nilai serapan mencapai 3,57%. Nilai itu tergolong sangat baik.

Paving block ini cocok untuk jalan ringan. Penelitian menunjukkan limbah bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi paving block. Peneliti berharap hasil ini diterapkan secara luas.

Proses UII Dalam Meneliti Paving Block Berbahan Lumpur Limbah PDAM

Tim peneliti dari UII memulai penelitian dengan pengambilan sampel lumpur. Mereka mengambil lumpur dari Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) milik PDAM di Sleman, Yogyakarta. Sampel lumpur kemudian dikeringkan secara alami di bawah sinar matahari. Setelah kering, mereka mengayak lumpur hingga menjadi halus. Proses ini memastikan campuran lebih homogen. Peneliti membuat campuran semen, pasir, dan juga lumpur dalam berbagai komposisi. Komposisi terbaik adalah 10% lumpur, 60% pasir, dan juga 30% semen.

Setiap paving block dicetak menggunakan cetakan standar dan dikeringkan selama 28 hari. Setelah proses curing, paving block diuji kuat tekan dan juga daya serap airnya. Hasil uji kuat tekan menunjukkan nilai 8,55 MPa. Ini sesuai standar SNI-03-0691-1996 kategori D. Nilai daya serap air sebesar 3,57% tergolong rendah. Angka ini menunjukkan paving block tahan terhadap air.

Tim juga mencatat warna paving block cenderung keabu-abuan. Warna ini berasal dari lumpur yang kita gunakan. Meski tidak secerah paving konvensional, kekuatan tetap terjaga. Peneliti menyimpulkan bahwa lumpur PDAM sangat potensial. Mereka menyarankan pemanfaatan skala besar untuk kebutuhan infrastruktur ringan. Jika dikembangkan, teknologi ini bisa membantu pengelolaan limbah sekaligus menurunkan biaya pembangunan jalan atau halaman.

Tokoh, Lokasi, dan juga Dampak Penelitian Paving Block UII

1. Peran Ir. Ahmad Mulyadi dalam Penelitian Paving Block

Penelitian ini tidak lepas dari bimbingan Ir. Ahmad Mulyadi, dosen Teknik Lingkungan UII. Beliau menjadi pembimbing utama dalam proyek ini. Ir. Ahmad Mulyadi telah lama fokus pada pengolahan limbah cair dan juga padat.

  • Beliau mendorong mahasiswa untuk berpikir kreatif dan juga solutif.
  • Ia mengarahkan metode pengeringan lumpur dan juga proses pencampuran.
  • Beliau juga memastikan standar SNI.
  • Beliau mengusulkan lokasi penelitian di IPA PDAM Denggung, Sleman.

Dengan bimbingannya, mahasiswa dapat menghasilkan paving block berkualitas. Nama Ir. Ahmad kini terkait dengan penelitian inovatif ini. Beliau berharap hasil ini bisa diterapkan di seluruh wilayah DIY.

2. IPA PDAM Denggung Sleman Jadi Lokasi Uji Coba

Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Denggung di Jalan Magelang Km. 7 Sleman menjadi lokasi utama penelitian. Tempat ini rutin menghasilkan lumpur dari proses koagulasi dan filtrasi air. Lumpur tersebut biasanya kita buang begitu saja ke bak penampungan.

  • Tim mengambil sampel lumpur dari outlet pengendapan.
  • Mereka mengukur kadar air dan juga kadar padatan.
  • Lumpur mereka bawa ke laboratorium kampus untuk pengujian.
  • Lokasi ini terpilih karena ketersediaan lumpur melimpah.

IPA Denggung mendukung penuh penelitian UII. Mereka berharap limbah yang sebelumnya tak terpakai kini bisa kita manfaatkan. Penelitian ini memberikan harapan baru untuk pengelolaan limbah PDAM.

3. Laboratorium Teknik Sipil UII di Jalan Kaliurang Km 14,5

Pengujian paving block berlangsung di Laboratorium Bahan Bangunan UII. Lab ini terletak di Jalan Kaliurang Km 14,5, Sleman. Mahasiswa melakukan proses pencampuran, pencetakan, hingga uji kuat tekan di sini.

  • Lab ini memiliki alat tekan digital untuk uji kuat tekan.
  • Tim juga menggunakan oven untuk pengeringan awal lumpur.
  • Proses curing berlangsung selama 28 hari di suhu ruang.
  • Uji daya serap air berlangsung dengan metode rendam timbang.

Seluruh proses tercatat dan terdokumentasi dengan baik. Hasilnya menunjukkan bahwa paving block berbahan lumpur sangat layak. Laboratorium ini menjadi pusat inovasi bagi mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan. Pihak kampus berharap hasil ini bisa berkelanjutan dalam proyek besar.

Baca juga: Memanfaatkan Balon Gate untuk Branding dan Daya Tarik Acara.

Inovasi UII dan Harapan ke Depan

Penelitian paving block dari lumpur PDAM oleh UII menunjukkan potensi besar. Inovasi ini dapat mengurangi limbah dan juga biaya pembangunan. Hasil uji memenuhi standar nasional Indonesia. Mahasiswa dan juga dosen menunjukkan kolaborasi yang efektif. UII dalam meneliti inovasi paving block berbahan lumpur limbah PDAM membuktikan bahwa riset kampus bisa menjawab isu lingkungan. Ke depan, penelitian ini layak kita terapkan dalam proyek infrastruktur nyata. (staih.ac.id). Baca juga: 5 Kampus di Yogyakarta yang Halamannya Rapi Berkat Paving Block.